Senin, 04 Juni 2012

masuknya islam dispanyol


ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA
 TERHADAP
RENAISSANS DI EROPA

I.                   PENDAHULUAN
Setelah berakhirnya periode klasik, ketika itu Islam mengalami masa kemunduran, sedangkan Eropa bangkit dari keterbelakanganya. Salah satu penyebab kebangkitan itu ialah dengan masuknya Islam di Spanyol, adanya paerang salib, dll. Kebangkitan itu bukan hanya meliputi dalam bidang politik saja melainkan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi itulah sebab utama yang mendukung keberhasilan dari politiknya.
Kemajuan ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Karena orang-orang Eropa banyak yang menimba ilmu di sana. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting, menyaingi Bagdad di Timur. Ketika itu Islam menjadi “guru” bagi orang-orang Eropa. Karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan. Kebangkitan intelektual dan kebangunan kultural barat terjadi setelah sarjana-sarjana Eropa mempelajari, mendalami dan menimba begitu banyak ilmu-ilmu Islam dengan cara menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan Islam ke dalam bahasa Eropa.[1]
Kemudian itu semua di kenal dengan sebutan Renaisans di Eropa dan bagaimana dengan kehancurannya itu semua akan kami bahas dalam makalah ini.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana proses masuknya Islam ke Spanyol?
B.     Seperti apa perkembangan Islam di Spanyol pada saat itu?
C.     Bagaimana proses kemajuan peradabannya?
D.    Apa saja penyebab kemunduran dan kehancurannya?
E.     Pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa itu seperti apa?

III.             PEMBAHASAN
A.     Masuknya Islam ke Spanyol
Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara. Spanyol sebelum kedatangan Islam dikenal dengan nama Iberia/ Asbania, kemudian disebut Andalusia, ketika negeri subur itu dihuni oleh bangsa Vandal.[2]
Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abd al-Malik mengangkat Hasan ibn Nu’man al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa Khalifah al-Walid, Hasan ibn Nu’man sudah digantikan oleh Musa ibn Nushair. Di zaman al-Walid itu, Musa ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan. Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu dari pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi dari Khalifah Bani Umayah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (masa pemerintahan al-Walid), dikawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gotik.[3]
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dikatakan paling berjasa dalam memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada diantara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang lima ratus orang di antaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Gothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. 
Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid. Pasukan itu kemudian menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Dalam pertempuran di Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ seperti Cordova, Granada dan Toledo (Ibu kota kerajaan Gothic saat itu). Kebudayaan islam memasuki Eropa melalui beberapa jalan, antara lain melewati Andalusia. Ini karena kaum muslimin telah menetap di negeri itu sekitar 8 abad lamanya. Pada masa itu kebudayaan Islam di negeri itu mencapai puncak perkembangannya. Kebudayaan Islam di Andalusia mengalami perkembangan yang pesat diberbagai pusatnya, misalnya Cordova, Sevilla, Granada, dan Toledo.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya mulai dari Saragosa sampai Navarre. Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Abdil Aziz tahun 99 H/717 M, dengan sasarannya menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis Selatan. Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh ke Prancis Tengah dan bagian-bagian penting dari Italia.[4]
Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternalnya antara lain pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri Spanyol berada dalam keadaan yang menyedihkan. Begitu juga dengan adanya perebutan kekuasaan di antara elite pemerintahan, adanya konflik umat beragama yang menghancurkan kerukunan dan toleransi di antara mereka. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, raja terakhir yang dikalahkan Islam. Awal kehancuran Ghotic adalah ketika Raja Roderick memindahkan ibu kota negaranya dari Seville ke Toledo.
Hal yang menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang. Selain itu orang Yahudi yang selama ini tertekan juga telah mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.
Adapun faktor internalnya yaitu suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya diri. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.[5]

B.     Perkembangan Islam di Spanyol
Wilayah Spanyol, yang dulu disebut Andalusia di ujung Selatan Benua Eropa, Masuk ke dalam kekuasaan dinasti bani Umayyah semenjak Thariq bin Ziyad, bawahan Musa bin Mushair gubernur Qairuwan, mengalahkan pasukan Spanyol pimpinan Roderik raja bangsa Ghotia tahun 92 H/711 M. Kemenangan ini menjadi awal bagi Thariq untuk menaklukan kota-kota lain di semenanjung Iberia (Spanyol) tanpa banyak kesulitan.[6]
Penguasaan umat islam terhadap Spanyol terbagi menjadi beberapa periode[7]:
a.       Periode pertama (711-755M)
Spanyol di perintahkan oleh para gubernur yang diangkat oleh khalifah Bani Ummayah yang berpusat di Damaskus. Tapi pada periode ini Spanyol secara polotisi belum stabil, masih terjadi perebutan kekuasaan antar elit penguasa terutama akibat perbedaan etnis dan golongan (faktor intern).[8] Di samping itu, terdapat perbedaan pandangan antara Khalifah di Damaskus dengan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang paling berhak menguasai daerah Spanyol ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian gubernur Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan pandangan politik ini menyebabkan sering terjadinya perang saudara. Hal ini ada hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Di dalam etnis Arab sendiri terdapat dua golongan yang terus-menerus bersaing yaitu suku Qaisy (Arab Utara) dan Arab Yamani (Arab Selatan). Perbedaan etnis ini sering kali menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak ada figur yang tangguh. Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak lama. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd al-Rahman Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H/755 M.[9]
b.      Periode kedua (755-1013 M)
Pada waktu Spanyol dikuasai oleh Daulah Umawiyah II. Periode ini terbagi menjadi dua masa, antara lain yaitu:
1.      Masa Keamiran tahun 755-912. Masa ini dimulai ketika Abd al-Rahman al-Dakhil, Seorang keturunan Bani Ummayah I yang berhasil menyelamatkan diri dari pembunuhan yang dilakukan Bani Abbas di Damaskus, mengambil kekuasaan di Andalusia pada masa Yusuf al-Fihr. Ia kemudian memproklamirkan berdirinya daulah Umawiyah II di Andalusia kelanjutan Umawiyah I di Damaskus.[10]
2.      Masa ke Khalifahan tahun 912-1013 M, ketika Abd Al-Rahman III, amir ke-8 Bani Umayah II,  menggelari diri dengan kholifah al-Nashir li Dinillah (912-961 M). Kedudukannya dilanjutkan oleh Hakam II (961-976 M), Kemudian oleh Hisyam II (976-1007M). Pada masa ini umat Islam di Andalusia mangalami kemakmuran dan kemajuan di segala bidang dan kejayaan menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad. Abd al-Rahman al-Nasir mendirikan Universitas Cordova.
Akhirnya pada tahun 1013 M, Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketika itu Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.[11]
c.       Periode ketiga (1031-1492 M)
Setelah Spanyol itu sudah terpecah menjadi banyak negara-negara kecil akhirnya periode ini terbagi menjadi tiga masa, antara lain yaitu:
1.      Masa kerajaan-kerajaan kecil yang sifatnya lokal tahun 1031 -1086 M, jumlahnya sekitar 20 buah.[12] Masa ini disebut Muluk Al Thawa’if (Raja Golongan). Mereka mendirikan kerajaan berdasarkan etnis bar-bar, yang berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo dan sebagainya atau Andalus yang kemudian kerajaan-kerajaan ini saling bertikai satu dengan yang lain sehingga menimbulkan keberanian umat kristen di utara untuk menyerang. Ada juga yang mengundang bangsa bar-bar dari Afrika Utara. Karena itu  terjadi ketidak stabilan dalam politik. Namun kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Dan istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana lain.[13]
2.      Pada masa ini meskipun Spanyol masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy. Pada masa dinasti Murabithun, Saragosa jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M. Dinasti Muwahhidun didirikan oleh Muhammad ibn Tumazi (w.1128).
Dinasti ini datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abd al-Mun’im. Pada tahun 1212 M, tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang dialami Muwahhhidun menyebabkan penguasanya memilih meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M. Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuasaan Islam.[14]
3.      Masa antara tahun 1232 – 1492, ketika umat Islam Andalus bertahan di wilayah Granada di bawah kekuasaan Bani Ahmar. Pendiri dinasti ini adalah sultan Muhammad bin Yusuf bergelar An Nasr, oleh karena itu kerajaan ini disebut juga Nasyiriyah. Kerajaan ini merupakan kerajaan terakhir umat Islam Andalus yang berkuasa di wilayah antara Almeria dan Gibraltar, pesisir tenggara Andalus. Dinasti ini dapat bertahan karena dilingkupi oleh bukit sebagai pertahanan dan mempunyai hubungan yang dekat dengan Negeri Islam Afrika Utara yang waktu itu di bawah kerajaan Marin. Ditambah lagi Granada merupakan tempat berkumpulnya pelarian tentara dan umat Islam dari wilayah selain Andalus ketika wilayah itu dikuasai tentara kristen. Dinasti ini juga pernah mencapai kemajuan, diantaranya membangun istana Al Hamra. Namun pada dekade terakhir abad XIV M dinasti ini melemah akibat perebutan kekuasaan. Kesempatan ini dimanfa’atkan oleh kerajaan kristen yang telah mempersatukan diri melalui pernikahan antara Essabela dari Aragon dengan Raja Ferdinand dari Castilla untuk bersama-sama merebut kerajaan Granada. Pada tahun 1487 M mereka dapat merebut Malaga, tahun 1489 M menguasai Almeria, tahun 1492 M menguasai Granada. Raja terakhir Granada, Abu Abdullah, melarikan diri ke Afrika Utara.[15]

C.     Kemajuan peradaban
Kemajuan Islam di Spanyol sangat menonjol  dalam berbagai bidang, baik dalam bidang intelektual yang menyebabkan kebangkitan Eropa saat ini, bidang kebudayaan dalam hal ini bangunan fisik atau arsitektur, maupun bidang-bidang lainnya. Puncak kejayaan peradaban Islam di Spanyol berdampak bagi kemajuan peadaban Eropa.
1.      Kemajuan Intelektual
a.      Filsafat
Perkembangan filsafat di Andalusia dimulai sejak abad ke-8 hingga abad ke-10. Manuskrip-manuskrip Yunani telah diteliti dan diterjemahkan kedalam bahasa Arab. Tokoh utama dan pertama dalam sejarah filsafat Arab Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad ibn As-sayigh yang dikenal dengan Ibnu Bajjah.
b.      Sains
Sains yang terdiri dari ilmu kedokteran, fisika, matematika, astronomi, kimia, botani, zoologi, goelogi, ilmu obat-obatan juga berkembang dengan baik. Dalam bidang sejarah dan geografi wilayah Islam bagian Barat melahirkan banyak pemikir terkenal. Abbas ibn Farnas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Di bidang kedokteran yaitu Ummul Hasan binti Abi Ja’far. Di bidang geografi yaitu Ibnu Jubar dari Valencia. Masih banyak lagi tokoh yang terkenal dan ahli dibidangnya masing-masing.
c.       Bahasa dan Sastra
Pada masa Islam di Spanyol banyak yang ahli dan mahir bahasa Arab diantaranya Ibnu Sayyidih, Muhammad bin Malik pengarang Alfiyah( tata bahasa Arab). Dalam bidang sastra banyak bermunculan seperti Al-Aqd Al-Farid karya Ibnu Abd Rabbih, kitab al-Qalaid karya Al-fath bin Khaqan, dan lain-lain.
d.      Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan seni suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangannya dengan tokohnya yang bernama Al- Hasan Ibn Nafi yang mendapat gelar Zaryab.
2.      Kemajuan di Bidang Agama
a.      Fiqih
Dalam bidang fiqih, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki.  Yang memperkenalkan mazhab ini di Spanyol adalah  Ziyad Ibn Abd Al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisyam Ibn Abd Al-Rahman. Para ahli fiqih lainnya adalah Abu Bakar Ibn Al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa’id Al- Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.[16]
b.      Tafsir
Salah satu musafir yang terkenal dari Andalusia adalah Qurtubi. Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr bin Farh Al-Anshari Al-Anshari Al-Kharij Al-Andalusi(wafat 1273 M). Adapun karyanya dalam bidang tafsir adalah Al-Jami’u li Ahkam Al- Qur’an, kitab tafsir yang terdiri dari 20 jilid ini dikenal dengan nama Tafsir Al-Qurtubi.[17]
3.      Kemajuan di Bidang Arsitektur
a.      Cordoa
Cordova adalah ibukota Spanyol sebelum Islam yang kemudian diambil alih oleh Dinasti Umayah. Dikota ini dibangun jembatan besar diatas sungai yang mengalir di tengah kota, taman-taman dibangun, dikota ini juga berdiri istana-istana, masjid-masjid,salah satunya adalah Masjid Cordova.
b.      Sevilla
Kota Sevilla dibangun pada masa pemerintahan Al- Muwahidin. Semula Sevilla adalah rawa-rawa. Sevilla telah berada dibawah kekuasaan Islam selama kurang lebih 500 tahun. Salah satu bangunan masjif yang didirikan pada tahun 1171 pada masa Sultan Yusuf  Abu Ya’kub kini telah berubah dari masjid menjadi gereja dengan nama Santa Maria de la sede. Kota Sevilla jatuh ke tangan Raja Ferdinand tahun 1248 M.
c.       Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Disini berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Cordova diambil alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana-istana Al-Hambra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam.
d.      Toledo
Toledo meupakan kota penting di Andalusia sebelum dikuasai Islam. Ketika Romawi menguasi Toledo, kota ini dijadikan ibukota kerajaan. Dan ketika Thariq bin Ziyad menguasai Toledo tahun 712 M. Kota ini dijadikan pusat kegiatan umat Islam terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan penerjemahan. Toledo jatuh dari tangan umat Islam setelah direbut oleh Raja Alfonso VI dari Castilla.[18]

D.    Penyebab kemunduran dan kehancuran
Penyebab kemunduran dan kehancuran Islam di Eropa itu terdapat beberapa sebab antara lain yaitu:
1.      Adanya konflik antara Islam dengan Kristen
Konflik ini terjadi karena para penguasa muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna. Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka tidak mengadakan perlawanan bersenjata. Ini terjadi pada abad ke-11 M hingga akhirnya umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam mengalami kemunduran.[19]
2.      Tidak adanya ideologi pemersatu
Kalau di tempat-tempat lain, para mukalaf diperlakukan sebagai orang Islam yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah mau menerima orang-orang pribumi. Kejadian itu berjalan hingga abad ke-10 M. Akibatnya, kelompok-kelompok etnis non-Arab ada yang sering menggerogoti dan merusak perdamaian, hal tersebut mendatangkan dampak yang besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut.
3.      Kesulitan ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat “Serius”, sehinnga lalai dalm membina perekonomiannya.[20] Akibatnnya timbulah kesulitan ekonomi.
4.      Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris. Bahkan, karena inilah kekusaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al-Thawaif muncul.
5.      Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa pernah mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara.[21]
Namun ada faktor lain yang menyebabkan kemunduran kebudayaan islam yaitu: kelemahan dibidang politik dan munculnya orang-orang Moghul.[22]

E.     Pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa.
Sebenarnya kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan islam yang berkembang di periode klasik. Memang banyak saluran bagaimana peradaban Islam mempengaruhi Eropa, seperti Sicilia dan Perang salib, tetapi saluran yang terpenting adalah Islamnya negara Spanyol.
Kemudian disini memunculkan tokoh-tokoh yang handal salah satunya yaitu Ibnu Rusyd (1120-1198) terutama dalam bidang pemikiran dan sains  kemudian pemikiran ini diulas oleh Ibnu Rusyd yang mengedapankan sunnatullah. Demikian besar pengaruhnya di Eropa hingga timbul gerakan Averroeisme.[23] Yang menuntut kebebasan berpikir.
Berawal dari gerakan ini di Eropa juga lahir (Reformasi) pada abad ke-16 M dan (Rasionalisme) pada abad ke-17M.[24]
Pengaruh peradaban Islam, termasuk di dalamnya pemikiran Ibnu Rusyd, ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Seville, Magala, Granada, dan Salamanca dll. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan Muslim. Pusat menerjemahkan itu adalah Toledo, setelah pulang ke negrinya mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitas pertama di Eropa adalah Universitas Paris didirikan pada tahun 1231 M,  30 tahun setelah kematian Ibnu Rusyd, setelah zaman pertengahan Eropa, mulai muncul 18 universitas di sana diajarkan ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat (pemikiran filsafat banyak di pelajari oleh al Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd).
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (Renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M.[25] Dan setelah itu hingga abad ke 15 M, Eropa eropa telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, bahkan orang Eropa sudah mampu mengadakan pelayaran dan menemukan dunia baru. Cristopher Colombus pada tahun 1492 M. menemukan Amerika dan Vasco da Gama menemukan jalan ke Timur melalui tanjung harapan (1498 M) dan bertujuan mengkristenkan umat Islam disana. Denagan ini erpoa mengalami dua kemajuan dai bidang perdagangan dan menjadi pendorong bagi eksistensi Renaissance di Eropa.[26]
Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Salah satunya yaitu kebangkitan kembali kebudayaan yunani klasik (Reinanssance) pada abad ke-14 M. Yang bermula di Italia, Gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke 17 M, dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke-18 M.[27]

IV.             KESIMPULAN
Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara, penaklukan atas wilayah Afrika Utara yang pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi dari Khalifah Bani Umayah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (masa al-Walid), yaitu kerajaan Gotik. Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang paling berjasa dalam memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternalnya antara lain pada masa penaklukan Spanyol, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri Spanyol itu berada dalam keadaan yang menyedihkan. Begitu juga dengan adanya perebutan kekuasaan di antara elite pemerintahan, adanya konflik umat beragama yang menghancurkan kerukunan dan toleransi di antara mereka.
Adapun faktor internalnya yaitu suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.
Wilayah Spanyol, masuk ke dalam kekuasaan dinasti bani Umayyah semenjak Thariq bin Ziyad, dan di sini terjadi perkembangan yang cukup pesat bahkan terdapat tiga periode walaupun periode yang pertama masih tidak terlihat jelas dalam perkembangannya.
Kemajuan Islam di Spanyol yang sangat menonjol  dalam berbagai bidang, baik dalam bidang intelektual yang menyebabkan kebangkitan Eropa saat ini, bidang kebudayaan dalam hal ini bangunan fisik atau arsitektur, maupun bidang-bidang lainnya. Puncak kejayaan peradaban Islam di Spanyol berdampak bagi kemajuan peadaban Eropa.
Penyebab kemunduran dan kehancuran Islam di Eropa itu terdapat beberapa sebab antara lain yaitu: (1) Adanya konflik antara Islam dengan Kristen (2) Tidak adanya ideologi pemersatu (3) Kesulitan ekonomi (4) Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan dan (5) keterpencilan. Namun ada faktor lain yang menyebabkan kemunduran kebudayaan Islam yaitu: kelemahan dibidang politik dan munculnya orang-orang Moghul.
Sebenarnya kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan islam yang berkembang di periode klasik. Banyak saluran bagaimana peradaban Islam mempengaruhi Eropa, seperti Sicilia dan Perang salib, tetapi saluran yang terpenting adalah Spanyol Islam. Kemudian disini muncul tokoh-tokoh yang handal salah satunya yaitu Ibnu Rusyd terutama dalam bidang pemikiran dan sains yang mengedapankan sunnatullah. Demikian besar pengaruhnya hingga timbul gerakan Averroeisme, Gerakan ini melahirkan reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17M. Pengaruh peradaban Islam, berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Seville, Magala, Granada, dan Salamanca dll.
Selama belajar, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan Muslim. Setelah  pulang ke negerinya mreka mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitas pertama di Eropa adalah Universitas Paris didirikan pada tahun 1231 M, setelah zaman pertengahan Eropa, mulai muncul 18 universitas di sana diajarkan ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat (pemikiran filsafat banyak di pelajari oleh al Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd).
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas  Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (Renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M.

V.                PENUTUP
Demikianlah uraian yang dapat Penulis sampaikan dalam makalah ini. Sebagai manusia biasa, tentunya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari Para Pembaca sangat Penulis nantikan demi kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi Pembaca pada umumnya.





DAFTAR PUSTAKA

Amin ,Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009.
Fuadi, Imam, Sejarah Peradaban Islam, Cetakan 2, Yogyakarta: Teras, 2011.
Ismail, Faisal, Paradigma Kebudayaan Islam, Yogyakarta: Titihan Ilahi Press,
1998.
Majid, Abdul Mun’im, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1997.
Mustafa, As-Siba’i. Peradaban Islam, Dulu Kini dan Esok,  Jakarta: Gema Insani
Press, 1993.
Nasional, Perpustakaan, Katalog Dalam Terbitan (KDT), Ensiklopedi Mini
Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996.
Sunanto, Musyrifah, Sejarah Islam Klasik, Jakarta: KENCANA PRENADA
MEDIA GROUP, 2007.
Syukur, Fatah, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: PT. PUSTAKA RIZKI
PUTRA, 2010.
Thohir, Ajid, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2004.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,  2006.
http://krewengcool.blogspot.com/2011/05/-proses-masuknya-islam.html.
http://medanbung.wordpress.com/2008/12/17/proses-masuk-dan-berkembangnya-
pengaruh-Islam-di-spanyol/.
http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=37&Ite
mid=sejarah-masuknya-islam–di-spanyol.29.
https://sites.google.com/site/ppmenetherland/kazanah/kazanah/sejarah-islam-di-
spanyol.


[1] Dr. Faisal Ismail, MA., Paradigma Kebudayaan Islam, ( Yogyakarta: Titihan Ilahi Press, 1998 ), hlm. 239
[2] Bangsa Vandal adalah sebutan dari orang-orang Arab tentang orang spanyol terdahulu, Lihat pada Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan(KDT), Ensiklopedi Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam, ( Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996), hlm. 67
[3] https://sites.google.com/site/ppmenetherland/kazanah/kazanah/sejarah-islam-di-spanyol, diapload pada hari selasa, tanggal 23 Agustus 2005, 03.43 pm  by Yufrizal
[4] http://krewengcool.blogspot.com/2011/05/-proses-masuknya-islam.html, diapload pada tanggal hari Sabtu, tanggal 14 mei 2011 oleh Amirrudin
[5] Prof. Dr. Imam Fuadi, M.Ag., Sejarah Peradaban Islam, Cetakan 2, ( Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 197
[6] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1, ( Jakarta;UI Press, 1978 ), hlm. 62
[7] Dalam buku Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam, itu menyampaikan bahwa masa-masa perkembangan Islam di Spanyol itu terbagi menjadi enam periode tapi ada juga yang menyebutkan bahwa masa perkembangan Islam di Spanyol itu menjadi tiga periode, dan dalam bukunya Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam itu malah menyebutkan bahwa masa periodenya itu terbagi menjadi lima periode,  tapi sebenarnya dalam cakupan isinya itu  sama cuma perbedaannya dalam penggolongan waktu ada yang menuliskan bahwa periode ke dua itu (755-1013 M) tapi ada juga yang menuliskan bahwa masa periode ke dua itu (755-912 M) begitu seterusnya untuk periode-periode yang berikutnya, tapi dalam makalah ini langsung saya simpulkan tiga periode tapi mencakup ke enam periode yang lain, Lihat pada http://medanbung.wordpress.com/2008/12/17/proses-masuk-dan-berkembangnya-pengaruh-Islam-di-spanyol/ yufrizal on: Desember 17, 2008
[8] Prof. Dr. Hj. Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, ( Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2007 ), hlm. 118-119.
[9] http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=37&Itemid=sejarah-masuknya-islam –di-spanyol.29, diapoad pada hari kamis, tanggal 3 November  2011 02:13 oleh PPME Netherlands.
[10] Prof. Dr. Hj. Musyrifah Sunanto, Loc.cit.,
[11] http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=37&Itemid=sejarah-masuknya-islam –di-spanyol.29, Op.cit., hlm. 6
[12] Di sini terdapat dua pendapat bahwa negara kecil-kecil di Spanyol pada saat itu ada yang mengatakan terpecah menjadi 20 negara ada juga yang menjadi 30 negara, Lihat Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004 ), hlm. 60
[13] Ibid., hlm.60- 61
[14] Abdul Mun’im Majid, Sejarah Kebudayaan Islam, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1997 ), hlm. 182.
[15] Prof. Dr. Hj. Musyrifah Sunanto, ,Op.cit., hlm. 122
[16] Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam, ( Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,  2006 ), hlm.103
[17] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, ( Jakarta: Amzah, 2009 ), hlm.174
[18] Ibid., hlm. 175
[19] Dr. Badri Yatim, M.A., Op.cit., hlm. 107
[20] Ibid., hlm. 108
[21] Ibid.,
[22] Dr. As-Siba’i Mustafa, Peradaban Islam, Dulu Kini dan Esok, ( Jakarta: Gema Insani Press, 1993 ), hlm. 51
[23] Gerakan Averroeisme adalah  gerakan yang setuju pada pemikiran  Ibnu Rusyd, Ibid., hlm. 55
[24] Dr. Faisal Ismail, MA., Op.cit., hlm. 241
[25] Dr. Badri Yatim, M.A., Op.cit., hlm. 109-110
[26] Drs. H. Fatah Syukur Nc, M.Ag., Sejarah Peradaban Islam, ( Semarang: PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA, 2010 ), hlm. 162
[27] Dr. Badri Yatim, M.A., Loc.cit.,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar