ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA
TERHADAP
RENAISSANS DI EROPA
I.
PENDAHULUAN
Setelah berakhirnya
periode klasik, ketika itu Islam mengalami masa kemunduran, sedangkan Eropa
bangkit dari keterbelakanganya. Salah satu penyebab kebangkitan itu ialah
dengan masuknya Islam di Spanyol, adanya paerang salib, dll. Kebangkitan itu bukan
hanya meliputi dalam bidang politik saja melainkan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi itulah sebab utama yang mendukung keberhasilan dari politiknya.
Kemajuan ini tidak bisa
dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Karena orang-orang Eropa banyak
yang menimba ilmu di sana. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa
keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting,
menyaingi Bagdad di Timur. Ketika itu Islam menjadi “guru” bagi orang-orang
Eropa. Karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para
sejarawan. Kebangkitan intelektual dan kebangunan kultural barat terjadi
setelah sarjana-sarjana Eropa mempelajari, mendalami dan menimba begitu banyak ilmu-ilmu
Islam dengan cara menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan Islam ke dalam
bahasa Eropa.[1]
Kemudian itu semua di
kenal dengan sebutan Renaisans di Eropa dan bagaimana dengan kehancurannya itu
semua akan kami bahas dalam makalah ini.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Bagaimana proses masuknya Islam ke Spanyol?
B.
Seperti apa perkembangan Islam di Spanyol pada saat itu?
C.
Bagaimana proses kemajuan peradabannya?
D.
Apa saja penyebab kemunduran dan kehancurannya?
E.
Pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa itu seperti apa?
III.
PEMBAHASAN
A.
Masuknya Islam ke
Spanyol
Islam pertama kali masuk ke Spanyol
pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara. Spanyol sebelum kedatangan Islam
dikenal dengan nama Iberia/ Asbania, kemudian disebut Andalusia, ketika negeri
subur itu dihuni oleh bangsa Vandal.[2]
Sebelum
penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya
sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayah. Penguasaan sepenuhnya
atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah
Abd al-Malik mengangkat Hasan ibn Nu’man al-Ghassani menjadi gubernur di daerah
itu. Pada masa Khalifah al-Walid, Hasan ibn Nu’man sudah digantikan oleh Musa
ibn Nushair. Di zaman al-Walid itu, Musa ibn Nushair memperluas wilayah
kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga
menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di
pegunungan-pegunungan. Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu dari pertama
kali dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi dari Khalifah Bani Umayah
memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan
Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (masa pemerintahan al-Walid),
dikawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan kerajaan
Romawi, yaitu kerajaan Gotik.[3]
Dalam
proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dikatakan paling
berjasa dalam memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn
Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai
perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada diantara Maroko dan
benua Eropa itu dengan satu pasukan perang lima ratus orang di antaranya adalah
tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian.
Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit
jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam
tubuh kerajaan Gothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan
yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun
711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq
ibn Ziyad.
Thariq ibn
Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih
besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku
Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang
dikirim Khalifah al-Walid. Pasukan itu kemudian menyeberangi selat di bawah
pimpinan Thariq ibn Ziyad. Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan
pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar
(Jabal Thariq). Dalam pertempuran di Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan.
Dari situ seperti Cordova, Granada dan Toledo (Ibu kota kerajaan Gothic saat
itu). Kebudayaan islam memasuki Eropa melalui beberapa jalan, antara lain
melewati Andalusia. Ini karena kaum muslimin telah menetap di negeri itu
sekitar 8 abad lamanya. Pada masa itu kebudayaan Islam di negeri itu mencapai
puncak perkembangannya. Kebudayaan Islam di Andalusia mengalami perkembangan
yang pesat diberbagai pusatnya, misalnya Cordova, Sevilla, Granada, dan Toledo.
Kemenangan
pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk penaklukan
wilayah yang lebih luas lagi. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh
kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya mulai dari Saragosa sampai
Navarre. Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan
Khalifah Umar ibn Abdil Aziz tahun 99 H/717 M, dengan sasarannya menguasai
daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis Selatan. Gelombang kedua terbesar
dari penyerbuan kaum muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M
ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh ke Prancis Tengah dan
bagian-bagian penting dari Italia.[4]
Kemenangan-kemenangan
yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan
dari adanya faktor eksternal dan internal.
Faktor
eksternalnya antara lain pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam,
kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri Spanyol berada dalam keadaan yang
menyedihkan. Begitu juga dengan adanya perebutan kekuasaan di antara elite
pemerintahan, adanya konflik umat beragama yang menghancurkan kerukunan dan
toleransi di antara mereka. Kondisi terburuk terjadi pada masa
pemerintahan Raja Roderick, raja terakhir yang dikalahkan Islam. Awal
kehancuran Ghotic adalah ketika Raja Roderick memindahkan ibu kota negaranya
dari Seville ke Toledo.
Hal yang
menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang terdiri
dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang. Selain itu
orang Yahudi yang selama ini tertekan juga telah mengadakan persekutuan dan
memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.
Adapun
faktor internalnya yaitu suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa,
tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan
wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat,
tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya diri. Sikap toleransi agama dan
persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk
Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.[5]
B.
Perkembangan Islam di
Spanyol
Wilayah Spanyol, yang dulu disebut Andalusia di
ujung Selatan Benua Eropa, Masuk ke dalam kekuasaan dinasti bani Umayyah
semenjak Thariq bin Ziyad, bawahan Musa bin Mushair gubernur Qairuwan, mengalahkan
pasukan Spanyol pimpinan Roderik raja bangsa Ghotia tahun 92 H/711 M. Kemenangan
ini menjadi awal bagi Thariq untuk menaklukan kota-kota lain di semenanjung
Iberia (Spanyol) tanpa banyak kesulitan.[6]
Penguasaan umat islam terhadap Spanyol terbagi
menjadi beberapa periode[7]:
a.
Periode pertama
(711-755M)
Spanyol di perintahkan oleh para gubernur yang
diangkat oleh khalifah Bani Ummayah yang berpusat di Damaskus. Tapi pada
periode ini Spanyol secara polotisi belum stabil, masih terjadi perebutan kekuasaan
antar elit penguasa terutama
akibat perbedaan etnis dan golongan (faktor intern).[8] Di samping itu, terdapat perbedaan
pandangan antara Khalifah di Damaskus dengan gubernur Afrika Utara yang
berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang paling berhak
menguasai daerah Spanyol ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali
pergantian gubernur Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan
pandangan politik ini menyebabkan sering terjadinya perang saudara. Hal ini ada
hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama antara Barbar asal Afrika Utara
dan Arab. Di dalam etnis Arab sendiri terdapat dua golongan yang terus-menerus
bersaing yaitu suku Qaisy (Arab Utara) dan Arab Yamani (Arab Selatan). Perbedaan
etnis ini sering kali menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak ada figur
yang tangguh. Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu tidak ada gubernur yang
mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak lama. Periode
ini berakhir dengan datangnya Abd al-Rahman Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138
H/755 M.[9]
b.
Periode kedua (755-1013
M)
Pada
waktu Spanyol dikuasai oleh Daulah Umawiyah II. Periode ini terbagi menjadi dua
masa, antara lain yaitu:
1.
Masa Keamiran
tahun 755-912. Masa ini dimulai ketika Abd al-Rahman al-Dakhil, Seorang keturunan
Bani Ummayah I yang berhasil menyelamatkan diri dari pembunuhan yang dilakukan Bani
Abbas di Damaskus, mengambil kekuasaan di Andalusia pada masa Yusuf al-Fihr. Ia
kemudian memproklamirkan berdirinya daulah Umawiyah II di Andalusia kelanjutan
Umawiyah I di Damaskus.[10]
2.
Masa ke Khalifahan
tahun 912-1013 M, ketika Abd Al-Rahman III, amir ke-8 Bani Umayah II, menggelari diri dengan kholifah al-Nashir li
Dinillah (912-961 M). Kedudukannya dilanjutkan oleh Hakam II (961-976 M),
Kemudian oleh Hisyam II (976-1007M). Pada masa ini umat Islam di Andalusia mangalami
kemakmuran dan kemajuan di segala bidang dan kejayaan menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di
Baghdad. Abd al-Rahman al-Nasir mendirikan Universitas Cordova.
Akhirnya
pada tahun 1013 M, Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan
khalifah. Ketika itu Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali negara kecil
yang berpusat di kota-kota tertentu.[11]
c.
Periode ketiga (1031-1492
M)
Setelah Spanyol itu sudah
terpecah menjadi banyak negara-negara kecil akhirnya periode ini terbagi
menjadi tiga masa, antara lain yaitu:
1.
Masa
kerajaan-kerajaan kecil yang sifatnya lokal tahun 1031 -1086 M, jumlahnya
sekitar 20 buah.[12] Masa ini disebut Muluk Al Thawa’if (Raja Golongan). Mereka
mendirikan kerajaan berdasarkan etnis bar-bar, yang berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo
dan sebagainya atau Andalus yang kemudian kerajaan-kerajaan ini
saling bertikai satu dengan yang lain sehingga menimbulkan keberanian umat
kristen di utara untuk menyerang. Ada juga yang mengundang bangsa bar-bar dari Afrika
Utara. Karena itu terjadi ketidak
stabilan dalam politik. Namun kehidupan
intelektual terus berkembang pada periode ini. Dan istana-istana mendorong para
sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana
lain.[13]
2.
Pada masa ini meskipun Spanyol masih terpecah dalam beberapa
negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti
Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti
Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf
ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah
kerajaan yang berpusat di Marakesy. Pada masa dinasti Murabithun, Saragosa
jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M. Dinasti Muwahhidun didirikan
oleh Muhammad ibn Tumazi (w.1128).
Dinasti
ini datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abd al-Mun’im. Pada tahun 1212 M,
tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di Las Navas de Tolesa.
Kekalahan-kekalahan yang dialami Muwahhhidun menyebabkan penguasanya memilih
meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M. Tahun 1238 M
Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M. Seluruh
Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuasaan Islam.[14]
3.
Masa antara
tahun 1232 – 1492, ketika umat Islam Andalus bertahan di wilayah Granada di
bawah kekuasaan Bani Ahmar. Pendiri dinasti ini adalah sultan Muhammad bin
Yusuf bergelar An Nasr, oleh karena itu kerajaan ini disebut juga Nasyiriyah.
Kerajaan ini merupakan kerajaan terakhir umat Islam Andalus yang berkuasa di
wilayah antara Almeria dan Gibraltar, pesisir tenggara Andalus. Dinasti ini
dapat bertahan karena dilingkupi oleh bukit sebagai pertahanan dan mempunyai
hubungan yang dekat dengan Negeri Islam Afrika Utara yang waktu itu di bawah
kerajaan Marin. Ditambah lagi Granada merupakan tempat berkumpulnya pelarian
tentara dan umat Islam dari wilayah selain Andalus ketika wilayah itu dikuasai
tentara kristen. Dinasti ini juga pernah mencapai kemajuan, diantaranya
membangun istana Al Hamra. Namun pada dekade terakhir abad XIV M dinasti ini
melemah akibat perebutan kekuasaan. Kesempatan ini dimanfa’atkan oleh kerajaan
kristen yang telah mempersatukan diri melalui pernikahan antara Essabela dari
Aragon dengan Raja Ferdinand dari Castilla untuk bersama-sama merebut kerajaan
Granada. Pada tahun 1487 M mereka dapat merebut Malaga, tahun 1489 M menguasai
Almeria, tahun 1492 M menguasai Granada. Raja terakhir Granada, Abu Abdullah,
melarikan diri ke Afrika Utara.[15]
C.
Kemajuan peradaban
Kemajuan
Islam di Spanyol sangat menonjol dalam
berbagai bidang, baik dalam bidang intelektual yang menyebabkan kebangkitan
Eropa saat ini, bidang kebudayaan dalam hal ini bangunan fisik atau arsitektur,
maupun bidang-bidang lainnya. Puncak kejayaan peradaban Islam di Spanyol
berdampak bagi kemajuan peadaban Eropa.
1.
Kemajuan
Intelektual
a.
Filsafat
Perkembangan filsafat di Andalusia dimulai sejak
abad ke-8 hingga abad ke-10. Manuskrip-manuskrip Yunani telah diteliti dan
diterjemahkan kedalam bahasa Arab. Tokoh utama dan pertama dalam sejarah
filsafat Arab Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad ibn As-sayigh yang dikenal
dengan Ibnu Bajjah.
b.
Sains
Sains yang terdiri dari ilmu kedokteran, fisika,
matematika, astronomi, kimia, botani, zoologi, goelogi, ilmu obat-obatan juga
berkembang dengan baik. Dalam bidang sejarah dan geografi wilayah Islam bagian
Barat melahirkan banyak pemikir terkenal. Abbas ibn Farnas termasyhur dalam
ilmu kimia dan astronomi. Di bidang kedokteran yaitu Ummul Hasan binti Abi
Ja’far. Di bidang geografi yaitu Ibnu Jubar dari Valencia. Masih banyak lagi
tokoh yang terkenal dan ahli dibidangnya masing-masing.
c.
Bahasa
dan Sastra
Pada masa Islam di Spanyol banyak yang ahli dan
mahir bahasa Arab diantaranya Ibnu Sayyidih, Muhammad bin Malik pengarang
Alfiyah( tata bahasa Arab). Dalam bidang sastra banyak bermunculan seperti
Al-Aqd Al-Farid karya Ibnu Abd Rabbih, kitab al-Qalaid karya Al-fath bin
Khaqan, dan lain-lain.
d.
Musik
dan Kesenian
Dalam
bidang musik dan seni suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangannya dengan
tokohnya yang bernama Al- Hasan Ibn Nafi yang mendapat gelar Zaryab.
2.
Kemajuan di
Bidang Agama
a.
Fiqih
Dalam
bidang fiqih, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini di Spanyol
adalah Ziyad Ibn Abd Al-Rahman.
Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi qadhi pada masa
Hisyam Ibn Abd Al-Rahman. Para ahli fiqih lainnya adalah Abu Bakar Ibn
Al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa’id Al- Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.[16]
b.
Tafsir
Salah satu musafir yang terkenal dari Andalusia
adalah Qurtubi. Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu
Bakr bin Farh Al-Anshari Al-Anshari Al-Kharij Al-Andalusi(wafat 1273 M). Adapun
karyanya dalam bidang tafsir adalah Al-Jami’u li Ahkam Al- Qur’an, kitab tafsir
yang terdiri dari 20 jilid ini dikenal dengan nama Tafsir Al-Qurtubi.[17]
3.
Kemajuan di
Bidang Arsitektur
a.
Cordoa
Cordova adalah ibukota Spanyol sebelum Islam yang
kemudian diambil alih oleh Dinasti Umayah. Dikota ini dibangun jembatan besar
diatas sungai yang mengalir di tengah kota, taman-taman dibangun, dikota ini
juga berdiri istana-istana, masjid-masjid,salah satunya adalah Masjid Cordova.
b.
Sevilla
Kota Sevilla dibangun pada masa pemerintahan Al-
Muwahidin. Semula Sevilla adalah rawa-rawa. Sevilla telah berada dibawah
kekuasaan Islam selama kurang lebih 500 tahun. Salah satu bangunan masjif yang
didirikan pada tahun 1171 pada masa Sultan Yusuf Abu Ya’kub kini telah berubah dari masjid
menjadi gereja dengan nama Santa Maria de la sede. Kota Sevilla jatuh ke tangan
Raja Ferdinand tahun 1248 M.
c.
Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam
di Spanyol. Disini berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Cordova
diambil alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol.
Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana-istana
Al-Hambra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur
Spanyol Islam.
d.
Toledo
Toledo
meupakan kota penting di Andalusia sebelum dikuasai Islam. Ketika Romawi
menguasi Toledo, kota ini dijadikan ibukota kerajaan. Dan ketika Thariq bin
Ziyad menguasai Toledo tahun 712 M. Kota ini dijadikan pusat kegiatan umat
Islam terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan penerjemahan. Toledo jatuh
dari tangan umat Islam setelah direbut oleh Raja Alfonso VI dari Castilla.[18]
D.
Penyebab kemunduran dan
kehancuran
Penyebab kemunduran dan
kehancuran Islam di Eropa itu terdapat beberapa sebab antara lain yaitu:
1.
Adanya konflik antara Islam dengan Kristen
Konflik ini terjadi karena para penguasa muslim tidak melakukan
Islamisasi secara sempurna. Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti
dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan
hukum dan adat mereka tidak mengadakan perlawanan bersenjata. Ini terjadi pada
abad ke-11 M hingga akhirnya umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara
umat Islam mengalami kemunduran.[19]
2.
Tidak adanya ideologi pemersatu
Kalau di tempat-tempat lain, para mukalaf diperlakukan sebagai orang
Islam yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani
Umayah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah mau menerima orang-orang
pribumi. Kejadian itu berjalan hingga abad ke-10 M. Akibatnya,
kelompok-kelompok etnis non-Arab ada yang sering menggerogoti dan merusak
perdamaian, hal tersebut mendatangkan dampak yang besar terhadap sejarah
sosio-ekonomi negeri tersebut.
3.
Kesulitan ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat “Serius”, sehinnga lalai dalm
membina perekonomiannya.[20]
Akibatnnya timbulah kesulitan ekonomi.
4.
Tidak jelasnya sistem peralihan
kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris. Bahkan,
karena inilah kekusaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al-Thawaif muncul.
5.
Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu
berjuang sendirian, tanpa pernah mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara.[21]
Namun ada
faktor lain yang menyebabkan kemunduran kebudayaan islam yaitu: kelemahan dibidang politik dan munculnya
orang-orang Moghul.[22]
E.
Pengaruh peradaban
Spanyol Islam di Eropa.
Sebenarnya kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak
berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan islam yang berkembang di
periode klasik. Memang banyak saluran bagaimana peradaban Islam mempengaruhi
Eropa, seperti Sicilia dan Perang salib, tetapi saluran yang terpenting adalah Islamnya negara Spanyol.
Kemudian disini memunculkan tokoh-tokoh yang handal salah satunya yaitu Ibnu
Rusyd (1120-1198) terutama dalam bidang pemikiran dan sains kemudian pemikiran ini diulas oleh Ibnu Rusyd
yang mengedapankan sunnatullah. Demikian besar pengaruhnya di Eropa
hingga timbul gerakan Averroeisme.[23] Yang menuntut kebebasan berpikir.
Berawal dari gerakan ini di Eropa juga lahir (Reformasi) pada abad ke-16
M dan (Rasionalisme) pada abad ke-17M.[24]
Pengaruh peradaban Islam, termasuk di dalamnya pemikiran Ibnu Rusyd, ke
Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di
universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Seville,
Magala, Granada, dan Salamanca dll. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif
menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan Muslim. Pusat menerjemahkan itu
adalah Toledo, setelah pulang ke negrinya mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitas pertama di
Eropa adalah Universitas Paris didirikan pada tahun 1231 M, 30 tahun setelah kematian Ibnu Rusyd, setelah
zaman pertengahan Eropa, mulai muncul 18 universitas di sana diajarkan ilmu
kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat (pemikiran filsafat banyak di pelajari
oleh al Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd).
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak
abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (Renaissance)
pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M.[25]
Dan setelah itu hingga abad ke 15 M, Eropa eropa
telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, bahkan orang Eropa sudah mampu
mengadakan pelayaran dan menemukan dunia baru. Cristopher Colombus pada tahun
1492 M. menemukan Amerika dan Vasco da Gama menemukan jalan ke Timur melalui
tanjung harapan (1498 M) dan bertujuan mengkristenkan umat Islam disana.
Denagan ini erpoa mengalami dua kemajuan dai bidang perdagangan dan menjadi
pendorong bagi eksistensi Renaissance di Eropa.[26]
Walaupun Islam akhirnya terusir
dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani
gerakan-gerakan penting di Eropa. Salah satunya yaitu kebangkitan kembali
kebudayaan yunani klasik (Reinanssance) pada abad ke-14 M. Yang bermula
di Italia, Gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke 17 M,
dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke-18 M.[27]
IV.
KESIMPULAN
Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 711 M
melalui jalur Afrika Utara, penaklukan atas wilayah Afrika Utara yang pertama
kali dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi dari Khalifah Bani Umayah
memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan
Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (masa al-Walid), yaitu kerajaan
Gotik. Dalam proses penaklukan Spanyol
terdapat tiga pahlawan Islam yang paling berjasa dalam memimpin satuan-satuan
pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn
Nushair. Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal
itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal.
Faktor
eksternalnya antara lain pada masa penaklukan Spanyol, kondisi sosial, politik,
dan ekonomi negeri Spanyol itu berada dalam keadaan yang menyedihkan. Begitu
juga dengan adanya perebutan kekuasaan di antara elite pemerintahan, adanya
konflik umat beragama yang menghancurkan kerukunan dan toleransi di antara
mereka.
Adapun
faktor internalnya yaitu suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa,
tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan
wilayah Spanyol pada khususnya. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang
terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut
kehadiran Islam di sana.
Wilayah Spanyol,
masuk ke dalam kekuasaan dinasti bani Umayyah semenjak Thariq bin Ziyad, dan di
sini terjadi perkembangan yang cukup pesat bahkan terdapat tiga periode
walaupun periode yang pertama masih tidak terlihat jelas dalam perkembangannya.
Kemajuan Islam di
Spanyol yang sangat menonjol dalam
berbagai bidang, baik dalam bidang intelektual yang menyebabkan kebangkitan
Eropa saat ini, bidang kebudayaan dalam hal ini bangunan fisik atau arsitektur,
maupun bidang-bidang lainnya. Puncak kejayaan peradaban Islam di
Spanyol berdampak bagi kemajuan peadaban Eropa.
Penyebab kemunduran dan kehancuran Islam di Eropa itu
terdapat beberapa sebab antara lain yaitu: (1) Adanya konflik antara Islam
dengan Kristen (2) Tidak adanya ideologi pemersatu (3) Kesulitan
ekonomi (4) Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan dan (5)
keterpencilan. Namun
ada
faktor lain yang menyebabkan kemunduran kebudayaan Islam yaitu: kelemahan dibidang politik dan munculnya
orang-orang Moghul.
Sebenarnya kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak
berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan islam yang berkembang di
periode klasik. Banyak saluran bagaimana peradaban Islam mempengaruhi Eropa,
seperti Sicilia dan Perang salib, tetapi saluran yang terpenting adalah Spanyol
Islam. Kemudian disini muncul tokoh-tokoh yang handal salah satunya yaitu Ibnu
Rusyd terutama dalam bidang pemikiran dan sains yang mengedapankan sunnatullah.
Demikian besar pengaruhnya hingga timbul gerakan Averroeisme, Gerakan ini melahirkan
reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17M. Pengaruh
peradaban Islam, berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang
belajar di universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti universitas
Cordova, Seville, Magala, Granada, dan Salamanca dll.
Selama belajar, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya
ilmuwan-ilmuwan Muslim. Setelah pulang
ke negerinya mreka mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitas
pertama di Eropa adalah Universitas Paris didirikan pada tahun 1231 M, setelah
zaman pertengahan Eropa, mulai muncul 18 universitas di sana diajarkan ilmu
kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat (pemikiran filsafat banyak di pelajari
oleh al Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd).
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas
Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan
kebangkitan kembali (Renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14
M.
V.
PENUTUP
Demikianlah uraian yang
dapat Penulis sampaikan dalam makalah ini. Sebagai manusia biasa,
tentunya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari Para Pembaca
sangat Penulis nantikan demi kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi Pembaca pada
umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Amin ,Samsul Munir, Sejarah
Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009.
Fuadi, Imam, Sejarah Peradaban
Islam, Cetakan 2, Yogyakarta: Teras, 2011.
Ismail, Faisal, Paradigma
Kebudayaan Islam, Yogyakarta: Titihan Ilahi Press,
1998.
Majid, Abdul
Mun’im, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1997.
Mustafa, As-Siba’i. Peradaban
Islam, Dulu Kini dan Esok, Jakarta:
Gema Insani
Press, 1993.
Nasional, Perpustakaan, Katalog Dalam Terbitan (KDT), Ensiklopedi
Mini
Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Logos Wacana
Ilmu, 1996.
Sunanto, Musyrifah, Sejarah Islam
Klasik, Jakarta: KENCANA PRENADA
MEDIA GROUP, 2007.
Syukur, Fatah, Sejarah Peradaban Islam,
(Semarang: PT. PUSTAKA RIZKI
PUTRA, 2010.
Thohir, Ajid, Perkembangan
Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2004.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam,
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006.
http://krewengcool.blogspot.com/2011/05/-proses-masuknya-islam.html.
http://medanbung.wordpress.com/2008/12/17/proses-masuk-dan-berkembangnya-
pengaruh-Islam-di-spanyol/.
http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=37&Ite
mid=sejarah-masuknya-islam–di-spanyol.29.
https://sites.google.com/site/ppmenetherland/kazanah/kazanah/sejarah-islam-di-
spanyol.
[1]
Dr. Faisal
Ismail, MA., Paradigma Kebudayaan Islam, ( Yogyakarta: Titihan Ilahi
Press, 1998 ), hlm. 239
[2] Bangsa Vandal
adalah sebutan dari orang-orang Arab tentang orang spanyol terdahulu, Lihat
pada Perpustakaan
Nasional : Katalog Dalam Terbitan(KDT), Ensiklopedi Mini Sejarah dan
Kebudayaan Islam, ( Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996), hlm. 67
[3]
https://sites.google.com/site/ppmenetherland/kazanah/kazanah/sejarah-islam-di-spanyol,
diapload pada hari selasa, tanggal 23 Agustus 2005, 03.43 pm by Yufrizal
[4]
http://krewengcool.blogspot.com/2011/05/-proses-masuknya-islam.html,
diapload pada tanggal hari Sabtu, tanggal 14 mei 2011 oleh Amirrudin
[5]
Prof. Dr. Imam
Fuadi, M.Ag., Sejarah Peradaban Islam, Cetakan 2, ( Yogyakarta:
Teras, 2011), hlm. 197
[6]
Harun Nasution,
Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya,
Jilid 1, ( Jakarta;UI Press, 1978 ), hlm. 62
[7]
Dalam buku Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam, itu
menyampaikan bahwa masa-masa perkembangan Islam di Spanyol itu terbagi menjadi
enam periode tapi ada juga yang menyebutkan bahwa masa perkembangan Islam di
Spanyol itu menjadi tiga periode, dan dalam bukunya Ajid Thohir, Perkembangan
Peradaban di Kawasan Dunia Islam itu malah menyebutkan bahwa masa
periodenya itu terbagi menjadi lima periode,
tapi sebenarnya dalam cakupan isinya itu
sama cuma perbedaannya dalam penggolongan waktu ada yang menuliskan
bahwa periode ke dua itu (755-1013 M) tapi ada juga yang menuliskan bahwa masa
periode ke dua itu (755-912 M) begitu seterusnya untuk periode-periode yang
berikutnya, tapi dalam makalah ini langsung saya simpulkan tiga periode tapi
mencakup ke enam periode yang lain, Lihat pada http://medanbung.wordpress.com/2008/12/17/proses-masuk-dan-berkembangnya-pengaruh-Islam-di-spanyol/
yufrizal on: Desember 17, 2008
[8]
Prof. Dr. Hj.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, ( Jakarta: KENCANA PRENADA
MEDIA GROUP, 2007 ), hlm. 118-119.
[9]
http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=37&Itemid=sejarah-masuknya-islam
–di-spanyol.29, diapoad pada hari kamis, tanggal 3 November 2011 02:13 oleh PPME Netherlands.
[10]
Prof. Dr. Hj.
Musyrifah Sunanto, Loc.cit.,
[11]
http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=37&Itemid=sejarah-masuknya-islam
–di-spanyol.29, Op.cit., hlm. 6
[12]
Di sini
terdapat dua pendapat bahwa negara kecil-kecil di Spanyol pada saat itu ada
yang mengatakan terpecah menjadi 20 negara ada juga yang menjadi 30 negara,
Lihat Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, (
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004 ), hlm. 60
[15]
Prof. Dr. Hj.
Musyrifah Sunanto, ,Op.cit., hlm. 122
[16]
Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam, (
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006 ), hlm.103
[17] Samsul Munir Amin,
Sejarah Peradaban Islam, ( Jakarta: Amzah, 2009 ), hlm.174
[18] Ibid., hlm.
175
[21]
Ibid.,
[22]
Dr. As-Siba’i Mustafa,
Peradaban Islam, Dulu Kini dan Esok, ( Jakarta: Gema Insani Press, 1993 ),
hlm. 51
[25]
Dr. Badri Yatim, M.A., Op.cit., hlm. 109-110
[26]
Drs. H. Fatah
Syukur Nc, M.Ag., Sejarah Peradaban Islam, ( Semarang: PT. PUSTAKA RIZKI
PUTRA, 2010 ), hlm. 162
Tidak ada komentar:
Posting Komentar